Main Cast : Shin WooHyun, Park MyoRa, and Kim Joongki.
Other Cast : Lee YoonMi, Hwang Jaesuk, Hatsune Yuiko, etc.
Rated : T
Genre : Friendship/Family/Romance/Comedy(maybe)/Hurt/Comfort
Title : My
First Song “For You”
Chapter 2 ; Lovely Girl
MyoRa POV’s
Grep-
Aku membelalakkan mataku saat tiba-tiba WooHyun berada di depanku,
memelukku dengan erat. Dia melindungiku dari cipratan air kolam yang hampir
mengenaiku. Dan akhirnya, punggung WooHyun yang terkena cipratan air kolam.
Deg-deg, deg-deg~
Seketika jantungku berdegup kencang dan aku yakin, wajahku benar-benar memerah
semerah tomat. Wae? Karena aku merasakan pertama kalinya dipeluk oleh namja
yang baru-baru ini mencuri hatiku. Aku tau, dia memelukku karena ingin melindungiku
dari cipratan air kolam. Bukan karena suatu hal khusus yang spesial. Tapi, aku
sangat tersipu malu.
“Gwencanayo?” tanya WooHyun sembari memegangi pundakku dari depan
dengan tatapan sedikit khawatir.
“Eoh? N-ne, gwencana. Go-gomawo.” jawabku gugup. ‘Ommo~ Semoga
saja wajahku sudah kembal seperti semula..’ batinku berharap.
“Appo~ Eoh? WooHyun Oppa! Bantu aku~” ucap YoonMi yang tercebur ke
dalam kolam.
“Eoh? Bantu kau? Kau bukan siapa-siapaku.” ucap WooHyun
malas.“WooHyun-ah, cepat bantu dia!” pintaku.
“Yak! Siapa kau? Berani-beraninya memerintah Oppa-ku! Pergi sana,
jangan dekat-dekat dengan kami!” ucap YoonMi kesal seenak jidatnya.
“Yak! Kau yang siapa, berteriak-teriak begitu?!” tanya WooHyun
kesal. “Eoh? Aku dulu kan yeojachingumu. Memang dia siapa, dekat-dekat
denganmu?! Yak, Park MyoRa! Pergi sana! Jangan pernah dekati WooHyun Oppa
lagi!!” ucap YoonMi.
Karena perkataan YoonMi itu, akupun akhirnya berjalan pergi dari
sini.Aku lelah dibentak-bentak seperti itu.
Grep-
Tapi, tiba-tiba seseorang menggenggam tangan kananku.Akupun
berhenti, lalu menoleh ke belakang untuk melihat orang tersebut. Seketika
mataku membulat karena terkejut, karena orang yang menggenggam tanganku adalah
WooHyun. Dia menatapku lekat-lekat dengan tatapan yang tidak kuketahui artinya,
namun bibirnya memancarkan senyuman kecil yang tulus. Kemudian, WooHyun menoleh
ke arah YoonMi dengan tetap menggenggam tanganku.
“Dia, Park MyoRa. Dia adalah yeojachinguku!” ucap WooHyun dengan
penekanan disetiap katanya.
Entah kenapa, tiba-tiba ada angin yang sedikit kencang berhembus
di sekitar kami. Semua orang yang berada di sekitar kami, entah itu YoonMi,
kawan-kawannya, beberapa namja yang berlalu lalang terhenti di sini, dan
termasuk diriku, benar-benar terkejut tingkat akut. Wae? Karena WooHyun, namja
yang baru-baru ini aku sukai, dan yang baru-baru ini dekat denganku, mengatakan
bahwa aku, adalah YEOJACHINGU-nya?! Lalu, WooHyun menarik tanganku untuk pergi
dari sana.
Setiap dia mengajakku bicara, aku hanya menjawabnya dengan singkat.
Dia mengira aku sedang marah dengannya. Padahal, aku bukan marah. Aku malu,
karena perkataannya tadi di kolam. Aku memang berharap perkataannya itu, memang
tulus dari hatinya. Tapi, hatiku berkata, itu hanya tipuan belaka, untuk menipu
YoonMi yang berkelakuan seenaknya.
Dan aku meminta untuk pulang sendiri naik bus. Karena sebelumnya
WooHyun selalu meminta untuk mengantarkanku pulang. Terkadang, dia juga
tiba-tiba datang ke rumahku pagi-pagi, untuk berangkat ke sekolah bersamanya. Dan
dia selalu bilang, kalau sikapnya itu didasarkan hanya karena aku ini sahabat
terbaikknya. Dia berkata seperti itu, karena terkadang aku mengatakan sebuah
lelucon, kalau dia bersikap baik padaku karena dia telah jatuh cinta kepadaku. Ne,
hanya lelucon. Mengecewakan sekali untukku. Karena aku menganggapnya lebih dari
sekedar sahabat.
[Beberapa hari kemudian]
Kubaringkan diriku di kasur kesayanganku. Aku benar-benar letih. Ditinggal
sendirian di rumah tanpa Omma, Appa, dan Jaebum Oppa, benar-benar membuatku
lelah. Omma dan Appa masih di Jepang semenjak aku lulus SMA. Sedangkan Jaebum
Oppa sedang ada urusan pekerjaan. Sekedar info, Jaebum Oppa itu bekerja sebagai
fotografer majalah remaja. Biasanya, foto yang dia ambil adalah foto para murid
SMP atau SMA.
“Jaebum Oppa~ Cepat pulang, bantu aku!!” teriakku tetap dengan
posisi telentang di kasur.
Ting tong~
“Eoh?” ucapku singkat setelah mendengar bel berbunyi, sambil
terduduk.
Akupun turun ke lantai dasar dengan cepat untuk membukakan pintu.
Karena aku terlalu terburu-buru akupun tersandung kaki meja Ruang Tamu.“Appo! Neomu
appo!!” rintihku kesakitan sambil terduduk di lantai.
Cklek-
“Park MyoRa!!” teriak seseorang yang membuka pintu ruang tamu dari
luar. Akupun menoleh ke arah pintu.
“Eoh? W-WooHyun-ah!!” ucapku melihat
sosok WooHyun yang berdiri diambang pintu.“Park MyoRa! Gwencanayo? Kenapa kau
bisa berada di lantai? Dan, kenapa tadi aku mendengar kau berteriak 2x?” ucap
WooHyun .
“Kakiku tersandung meja pabbo ini. Tapi,
gwencana. Santai saja…” jawabku, lalu WooHyun mengulurkan tangannya, untuk
membantuku berdiri. Ommo! Kakiku belum kuat berdiri sendiri. Untung saja ada
WooHyun yang menopangku berdiri.
Setelah kami berbincang-bincang
sebentar, kamipun pergi ke suatu tempat. Aku tak tau kemana WooHyun akan
membawaku pergi. Aku merasa heran. Untuk apa WooHyun menutupi mataku dengan
kain hitam yang dililitkan dikepalaku, selama diperjalanan menggunakan sepeda
motornya.
Skip-
Tibalah kami di lokasi tersebut. Entah
kenapa, saat aku ingin melepas helm yang kupakai, ternyata pengikat helmnya
tidak bisa kulepaskan. Apalagi ,mataku sedang tertutup.
Normal POV’s
WooHyun melihat ke arah MyoRa yang
sedang kesulitan melepaskan helmnya. Dengan perlahan, WooHyun membantu
membukakan helmnya. Sepertinya, helmnya memang sudah rusak. Entah dengan caara
apa WooHyun melepaskannya. Yang pasti, WooHyun berhasil melepaskan helm yang
dikenakan MyoRa. MyoRa menghembuskan nafas lega, setelah helmya bisa dilepaskan
oleh WooHyun. Saat MyoRa ingin melepas penutup matanya, tangannya digenggam
oleh WooHyun lembut. WooHyun meminta untuk membukakan penutup mata yang MyoRa
kenakan.
Setelah penutup mata tersebut
terlepas, MyoRa membuka matanya perlahan. MyoRa membelalakkan matanya, ketika
melihat pemandangan dan suasana yang indah dan romantis di depannya ini. Di
setiap pohon, tergantung beberapa helai pita merah marun yang cantik, meja yang
berada di tengah-tengah tempat itu, telah tertata rapi. Di atas meja putih itu,
terdapat lilin di dalam gelas lilin berwarna merah, yang apinya sudah menyala.
Di samping tempat itu ada sebuah danau yang sangat cantik, dengan pantulan
cahaya bulan yang bersinar dengan lembut. Semua persiapan ini, masih menjadi
sebuah tanda tanya besar di kepala MyoRa.
‘Siapa yang telah menyiapkan ini semua?
Kurasa sangat tidak mungkin WooHyun menyiapkan ini semua sendirian. Apalagi
dengan lilin yang sudah menyala sebelum kami datang. Impossible, jika itu
WooHyun.’ pikir Myora bingung. Merekapun duduk di kursi yang telah disiapkan,
dengan duduk berhadapan. Dengan perlahan, WooHyun mengulurkan tangannya ke
hadapan MyoRa. Terdapat setangkai mawar merah di tangan WooHyun. Mawar itu
sangatlah cantik di mata MyoRa, meski hanya setangkai. MyoRa terkejut sekaligus
kagum melihat WooHyun memberikan bunga itu kepadanya. Romantis. Itulah
kata-kata yang selalu terngiang di kepala MyoRa.
“Park MyoRa…”
“N-ne?”
“Mian, waktu kejadian di kolam ikan
itu, aku berkata kau adalah yeojachinguku.”
“Eoh? Bukannya kita sudah membahasnya
di hari yang sama dengan kejadian itu terjadi?”
“Ne, itu benar. Tapi, keesokan hari
setelah itu, aku merasakan hal yang berbeda di lubuk hatiku. Setiap aku berada
di dekatmu, di sisimu, dan bersamamu, aku merasakan hatiku bahagia, jantungku
berdegup kencang. Dan akhirnya aku menyadari bahwa… Aku telah jatuh hati
kepadamu. Mian, dengan ini aku jadi merusak persahabatan kita. Aku tau kau
tidak menyukaiku juga, jadi… Kuharap kau tidak menjauhiku.”
“W-WooHyun-ah..”
“N-ne? Wae geurae?”
“Kau…”
“N-ne..?”
“Kau… Benar-benar cerewet.”
Gubrak-
“Seharusnya kau langsung mengatakan
intinya saja. Kenapa kau sampai mengungkapkan semua isi hatimu itu?”
“Aku hanya ingin kau tau dan mengerti,
sebelum kau pergi dari sisiku.”
“Yak! Aku tidak akan meninggalkanmu,
sungguh. Karena aku..”
“Kau..?”
“Aku juga jatuh hati kepadamu. Dasar.
Kau sok tau tentang perasaanku ini.”
“Eoh? J-jinja? Jeongmalyo? Kau…
Gomawo, MyoRa-ah…”
“Ne, nado gomawo, WooHyun Oppa. Naega
saranghae…”
“Hn, Nado saranghae. Neomu saranghae…”
Lalu, mereka berpelukan dengan
romantic. Saat mereka melepas pelukannya, dan memandang danau itu, MyoRa
tiba-tiba meneteskan air mata sambil tersenyum.
“W-wae? Gwencanayo? Kenapa kau
bersedih?”
“Ani. Ini bukan air mata kesedihan.
Tapi… Air mata kebahagianku bersamamu.”
Dengan tersenyum lega, WooHyun
akhirnya mencium kening MyoRa dengan lembut dan tulus. Kenapa tidak di bibir?
Karena itu berlebihan bagi mereka. Lagipula itu sudah mainstream. Mereka
kemudian duduk di rerumputan, sambil memandangi danau di depan mereka. Lalu,
WooHyun merebahkan dirinya di rerumputan. Bersantai memandangi langit yang
indah ini. MyoRa-pun ikut berbaring di sebelah WooHyun. Bersama, mereka
memandangi indahnya langit malam dari sini.
“Lihat yang disana! Bintang itu tampak
paling bersinar dibanding yang lain.” ucap MyoRa sambil menunjuk ke langit.
“Ne. Tapi, bintang yang [aling
bersinar bagiku adalah bintang yang berada di matamu.” jawab WooHyun santai,
namun tulus dari hatinya, sambil menatap MyoRa sekilas dan kembali melihat ke
langit. MyoRa tersipu malu.
“Yak! Lihat Bulan dan bintang yang
bersebelahan pas itu.” ucap MyoRa mengalihkan topik tadi.
“Hm, wae?” tanya WooHyun singkat.
“Bulan dan bintang yang berada tepat
di sisinya itu, seperti kau dan aku.” jawab MyoRa sambil tersenyum kecil.
“Eoh? Kenapa bisa begitu?” tanya
WooHyun.
“Di kala bulan itu sendirian, ada
banyak bintang indah yang ingin menemaninya. Tapi, bulan itu hanya memilih satu
bintang terbaik dan terindah baginya. Dan yang bulan pilih adalah sebuah
bintang yang bersinar biasa, dan tidak sesempurna yang lain. Karena bintang itu
menemani bulan dengan tulus. Tidak seperti yang lain, yang ingin menemani bulan
agar bisa selalu dipandang banyak orang. Satu bintang sederhana itu, adalah
yang paling special bagi bulan.” jawab MyoRa panjang lebar dengan tersenyum
lebar, sambil melirik ke arah WooHyun.
“Hn, kau benar. Gomawo.. Saranghae…”
ucap WooHyun dengan sedikit semburat merah dipipinya.
“Nado gomawo and saranghae…” jawab
MyoRa tulus.
“Yak, MyoRa-ah!” ucap WooHyun.
“Eoh? Wae?” tanya MyoRa.
Skip-
[Keesokan harinya]
Hari-hari mereka menjadi semakin
bahagia, setelah mereka benar-benar menjadi sepasng kekasih. Berita mereka
telah berpacaran, tersebar dengan cepat sejak kejadian di kolam ikan tempo
hari. Yang pada awalnya hanya tipuan belaka, menjadi kenyataan yang bahagia.
TBC~
NB : Tinggalkan jejak kalian dengan menyisipkan komentar kalian ne, gomawo...