Minggu, 05 Oktober 2014

The Most Inspiring Story | Rantai Kebaikan

Bab : Kebaikan

     Suatu hari, seorang pria melihat seorang wanita lansia berdiri kebingungan di pinggir jalan. Meskipun hari agak gelap, pria itu dapat melihat, bahwa sang nyonya sedang membutuhkan pertolongan. Maka pria itu menghentikan mobilnya di depan mobil wanita itu dan keluar menghampirinya. Mobilnya masih menyala, ketika pria itu mendekati sang nyonya.

     Meskipun pria itu tersenyum, wanita itu masih ketakutan. Tak ada seorangpun berhenti menolongnya selama beberapa jam ini. Apakah pria ini akan melukainya? Pria itu kelihatan tidak baik. Ia kelihatan miskin dan kelaparan. Sang pria dapat melihat, bahwa wanita itu ketakutan, berdiri kedinginan. Ia mengetahui bagaimana perasaan wanita itu. Ketakutan itu membuat sang nyonya semakin kedinginan.

     Kata pria itu, "Saya disini untuk menolong Anda, Nyonya. Masuk kedalam mobil saja supaya Anda merasa hangat. Ngomong-ngomong, nama saya Bryan Anderson."

     Wah, sebenarnya ia hanya mengalami ban kempes, namun bagi wanita lanjut seperti dia, kejadian itu cukup buruk. Bryan merangkak kebawah bagian sedan, mencari tempat untuk memasang dongkrak. Selama mendongkrak itu beberapa kali jari-jarinya membentur tanah. Segera ia dapat mengganti ban itu. Namun akibatnya ia jadi kotor dan tangannya terluka. Ketika pria itu mengencangkan baut roda ban, wanita itu menurunkan kaca mobilnya dan mencoba ngobrol dengan pria itu. Ia mengatakan kepada pria itu bahwa ia berasal dari St. Louis dan hanya sedang lewat di jalan ini. Ia sangat berutang budi atas pertolongan pria itu.

     Bryan hanya tersenyum, ketika ia menutup bagasi mobil wanita itu. Sang nyonya menanyakan berapa harus dibayarnya sebagai ungkapan terima kasihnya. Berapapun jumlahnya tidak menjadi masalah bagi wanita kaya itu. Ia sudah membayangkan semua hal mengerikan yang mungkin terjadi seandainya pria itu tidak menolongnya.

     Bryan tak pernah berpikir untuk mendapat bayaran. Ia menolong orang lain tanpa pamrih. Ia biasa menolong orang yang dalam kesulitan dan Tuhan mengetahui, bahwa banyak orang telah menolong dirinya pada waktu yang lalu. Ia biasa menjalani kehidupan seperti itu, dan tidak pernah ia berbuat hal sebaliknya.

     Pria itu mengatakan kepada sang nyonya, bahwa seandainnya ia ingin membalas kebaikannya, di lain waktu wanita itu melihat seseorang memerlukan bantuan, ia dapat memberi bantuan yang dibutuhkan kepada orang itu, Bryan menambahkan, "Dan ingatlah kepada Saya." Bryan menunggu sampai wanita itu menyalakan mobilnya dan berlalu. Hari itu dingin dan membuat depresi, tapi pria itu merasa nyaman, ketika pulang ke rumah menembus kegelapan senja.

     Beberapa kilometer dari tempat itu, sang nyonya melihat sebuah kafe kecil. Ia turun dari mobilnya sekadar mencari makanan kecil dan menghangatkan badan sebelum pulang ke rumah. Restoran itu tampak agak kotor. Di luar kafe itu ada 2 pompa bensin yang sudah tua. Pemandangan disekitar tempat itu sangat asing baginya.

     Sang pelayan mendatangi wanita itu dan membawakan handuk bersih untuk mengelap rambut wanita itu yang basah. Pelayan itu tersenyum manis, meskipun ia tak dapat menyembunyikan kelelahannya berdiri sepanjang hari. Sang nyonya melihat bahwa pelayan wanita itu sedang hamil hampir 8 bulan, namun pelayan itu tidak membiarkan keadaan dirinya memengaruhi sikap pelayanannya kepada para pelanggan restoran. Wanita lanjut itu heran, bagaimana pelayan yang tidak punya apa-apa ini dapat memberikan suatu pelayanan yang baik kepada orang asing seperti dia. Dan wanita lanjut itu ingat kepada Bryan.

     Setelah wanita itu menyelesaikan makanannya, ia membayar dengan uang kertas $100. Pelayan wanita dengan cepat pergi untuk memberi uang kembalian kepada wanita itu. Ketika kembali ke mejanya, sayang sekali wanita itu sudah pergi. Kemudian ia melihat sesuatu tertulis pada lap di meja itu.

     Ada butiran air mata ketika pelayan itu membaca apa yang ditulis wanita itu, "Engkau tidak berutang apa-apa padaku. Saya juga pernah ditolong orang. Seseorang yang telah menolong saya, berbuat hal yang sama seperti yang saya lakukan. Jika engkau ingin membalas kebaikan saya, inilah yang harus engkau lakukan, 'Jangan biarkan Rantai Kebaikan ini berhenti padamu.' Di bawah lap itu terdapat 4 lembar uang kertas $100 lagi."

     Wah, masih ada meja-meja yang harus dibersihkan, toples gula yang harus diisi, dan orang-orang yang harus dilayani, namun pelayan itu memutuskan untuk melakukannya esok hari saja. Malam itu ketika ia pulang ke rumah dan setelah semuanya beres ia naik ke ranjang. Ia memikirkan tentang uang itu dan apa yang telah ditulis oleh wanita itu. Bagaimana wanita baik hati itu tahu tentang berapa jumlah uang yang ia dan suaminya butuhkan? Dengan kelahiran bayinya bulan depan, sangat sulit mendapatkan uang yang cukup.

     Ia tahu betapa suaminya khawatir tentang keadaan mereka, dan ketika suaminya sudah tertidur disampingnya, pelayan wanita itu memberikan ciuman lembut di kening suaminya dan berbisik lembut dan pelan, "Segalanya akan beres, Aku mengasihimu, Bryan Anderson..."


Sumber : - www.inspirasijiwa.com
                - Buku "Bukan Untuk dibaca"

NB : Tinggalkan jejak kalian dengan menyisipkan komentar kalian ne, gomawo...

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates